Antisipasi Tsunami

Written by vacancy-info on Wednesday, March 12, 2008 at 1:38 AM

Melihat kerusakan hebat yang diakibatkan oleh tsunami, perlu dilakukan beberapa antisipasi. Perencanaan letak bangunan di daerah pantai harus memperhatikan tipe kerusakan yang dapat ditimbulkan yaitu kerusakan struktural bangunan akibat gaya hidrodinamik gelombang. Keruntuhan struktur bangunan akibat hantaman benda-benda keras, yang diseret gelombang ke pantai, seperti kapal, bangunan lepas pantai dan rambu-rambu laut.

Karakteristik gaya hidrodinamik yang ditimbulkan oleh tsunami dapat memperkirakan analisis secara rinci terhadap kerusakan struktural bangunan di daerah pantai. Informasi tersebut sangat diperlukan untuk mengembangkan pedoman perancangan sistem struktur tahan tsunami. Beberapa pedoman praktis yang diperkenalkan oleh para pakar, adalah: sisi panjang dari struktur bangunan sedapat mungkin diarahkan sejajar dengan arah penjalaran gelombang, sisi pendek dari struktur bangunan sejajar dengan garis pantai.

Shear wall atau lateral beacing ditempatkan searah dengan arah penjalaran gelombang tsunami. lantai terbawah dari struktur bangunan bertingkat dibuat terbuka total, dinding sisi bawah dibuat dari bahan yang mudah pecah, supaya gelombang tsunami dapat lewat dengan leluasa. Pondasi bangunan bersifat menerus, akrena memiliki ketahanan yang jauh lebih baik untuk menahan gerusan akibat arus gelombang tsunami. Disamping itu, bangunan harus direncanakan tahan gempa yang kemungkinan akan menerima beban gempa sebelum di datangi tsunami. Juga direncanakan adanya perhitungan ketahanan terhadap benturan benda keras (kapal, bangunan lepas pantai, ramb-rambu laut, dan sebagainya yang terbawa arus kecepatan sangat tinggi dari gelombang tsunami.

(Oleh : HA Halim Hasmar, Dosen Teknik Sipil UII Yogyakarta).

Mekanisme Tsunami

Written by vacancy-info on at 1:32 AM

Tsunami dalam bahasa Jepang berarti " gelombang pasang di pelabuhan" yang terjadi di Indonesia dan dunia disebabkan oleh pergeseran vertikal lempeng bumi dibawah dasar laut dalam dengan sumber atau pusat gempa dengan posisi dilepas pantai. Perubahan dasar laut secara mendadak akibat patahan subduksi saat gempa diikuti pula dengan perubahan taempat massa air laut secara mendadak serta diikuti pula dengan perubahan elevasi muka air laut yang dapat menimbulkan gelombang air laut yang sangat panjang (dapat mencapai 800 km) dengan periode gelombang yang sangat lama (dapat mencapai 60 menit).


Gelombang tersebut menjalar dengan kecepatan sangat tinggi (dapat mencapai 800 km/jam) secara frontal dengan arah tegak lurus terhadap bidang pergeseran subduksi pada dasar laut. Tsunami yang terjadi dapat mengalami refraksi, defragsi, dan shoalding, sehigga dalam penjalarannya ke pantai dapat berubah menjadi gelombang yang sangat tinggi. Tidak semua yang terjadi dilepas pantai mengakibatkan adanya tsunami karena akan tergantung besar kecilnya magnitude dan pusat gempa.

Berdasarkan peta tsunami di Indonesia (Badan Meteorologi dan Geofisika), tsunami akibat letusan gunung berapi terjadi 4 kali, yang terbesar adaldah akibat letusan gunung Krakatau (1883) yang rambatan gelombangnya sampai ke pantai barat dan selatan pulau Kalimanatan, pantai selatan Sumatra, dan pantai utara barat Jawa. Selanjutnya tsunami yang terjadi di pantai utara Nusa Tenggara Barat, di pantai selatan Nusa Teggara Timur dan Sulawesi Utara.

Tsunami yang diakibatkan oleh gempa tektonik sebanyak 17 kali terjadi di pantai barat dan selatan Sumatra; 4 kali di pantai timur Sumatra; 6 kali di selatan pantai Jawa; 5 kali terjadi di pantai Jawa; 10 kali terjadi dipantai selatan dan utara Nusa Tenggara; dua kali terjadi di pantai utara Timor; satu kali terjadi di Pantai utara dan abrat pulau Irian jaya. Gelombang yang diakibatkan oleh angin jauh lebih kecil, baik tinggi gelombang, panjang gelombang, kecepatan menjalar gelombang dari gelombang yang diakibatkan oleh tsunami

Siapkah Anda Menghadapi Bencana

Written by vacancy-info on at 1:27 AM

Berbagai sejarah bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia adalah wilayah paling rawan bencana. Setiap kali terjadi bencana alam, setiap kali pula kejadian tersebut menimbulkan banyak korban jiwa.

Banyaknya korban jiwa pada setiap bencana alam pada umumnya disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat bagaimana cara bertindak ketika terjadi bencana.
Sudah saatnya masyarakat dapat membuat perencanaan dan persiapan dalam menghadapi bencana alam. Dengan mengetahui apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana, besar kemungkinan hal tersebut akan menyelamatkan anda.

SIAPKAH ANDA MENGHADAPI BENCANA
  • Dimanakah keluarga anda ketika bencana terjadi?

  • Bagaimana anda akan menemukan keluarga anda pada saat bencana?

  • Bagaimana anda tahu bahwa anggota keluarga anda berada dalam keadaan selamat?

Bencana alam dapat terjadi setiap saat dan tanpa peringatan sama sekali. Ketika terjadi bencana, bisa dipastikan kita dalam keadaan shock atau panik. Kepanikan ini dapat membuat situasi semakin buruk.

Banyak tindakan yang seharusnya dilakukan, tidak kita laksanakan karena panik. Kepanikan inilah yang memperburuk situasi.

Untuk mengurangi kesalahan dalam mengambil tindakan, perlu dilakukan langkah-langkah persiapan kesiapsiagaan bencana yang dipelajari dan dilatih dengan baik secara berkala. Anda dan keluarga dapat menjadi tim yang hebat dan solid jika anda mengetahui apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi yang selanjutnya akan membawa keselamatan diri anda dan keluarga.

Dengan mengetahui apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi, maka besar kemungkinan anda akan selamat dari bencana tersebut.
Pahamilah bahwa bencana alam itu ada dan kita tidak dapat meramalkan kapan bencana alam itu akan terjadi.

Namun kita masih dapat berusaha untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi akibat bencana alam tersebut. Apa langkah atau persiapan yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak negatif bencana alam tersebut? Semoga petunjuk ini bisa dijadikan panduan untuk mempelajari langkah-langkah dalam menghadapi bencana

Tsunami di Dunia

Written by vacancy-info on at 12:52 AM

Di Jepang peristiwa tsunami yang terjadi pada tengah malam Juli 1993 dengan tinggi gelombang mencapai lebih dari 10 meter menghancurkan lebih dari 100 rumah dan menewaskan 100 orang. Gelombang menenggelamkan lebih dari 200 kapal ini disebabkan oleh gempa tektonik di bawah dasar laut dalam dengan magnitude pada 7,8 skala richter (Makuhara, 1993). Peristiwa ini sebelumnya terjadi pada tempat yang sama pada 1983 dengan menewaskan 106 orang. Tsunami yang sangat membawa malapetaka di Jepang terjadi pada tahun 1896 dengan tinggi gelombang runing up yang menerjang pantai mencapai 30 meter. Korban dari peristiwa tersebut lebih dari 27.000 orang dan merusakkan lebih dari 10.000 rumah (Newmark & Rosenblueth, 1971).

Tsunami di pantai Alaska (1964), akibat pusat gempa tektonik di bawah dasar laut dalam Selandia Baru merambat dengan kecepatan 800 km/jam bergerak mencapai pulau Hawaii dalam waktu enam jam dan mencapai pantai Alaska 10 jam kemudian. Gelombang tsunami ini mencapai Hawaii dengan ketinggian gelombang setinggi 8 meter dan mencapai pantai Alaska dengan ketinggian 4,5 meter denga kecepatan 800 km/jam.

Gempa akhir 2004 lalu juga terjadi di Lautan India yang juga merupakan gempa subduksi yang disertai dengan tsunami. Tercatat ribuan orang meninggal di India, Thailand, Srilanka, Malaysia, Maldives dan Bangladesh, mungkin korban tsunami terbesar ketiga dunia setelah tsunami Krakatau 1883 dengan korban jiwa 36.000 dan di Jepang 1696 denga korban jiwa 27.000 orang.

Tsunami di Indonesia

Written by vacancy-info on at 12:50 AM

Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada lempeng bumi yang labil, memiliki pantai terpanjang di dunia. Lempeng bumi yang labil disisi barat Sumatra, di selatan Jawa ke timur Indonesia dan berputar ke utara melalui Nusa Tenggara, Maluku dan diteruskan ke Sulawesi. Lempeng bumi yang labil ini mempunyai potensi besar terjadinya gempa bumi pada dasar laut dalam yang memungkinkan terjadinya tsunami. Potensi tersebut menjadi lebih besar lagi karena sebagian besar pusat gempa tektonik terletak di bawah dasar laut dalam yang posisinya relatif dekat dengan pantai terutama barat Sumatra dan pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Sulawesi.

Sejak tahun 1990 tercatat sebanyak sepuluh kali tsunami yang terjadi di pantai-pantai Indonesia. Di Indonesia peristiwa tsunami yang terjadi di Maumere, Flores (Desember 1992), kemudian di Halmahera (Januari 1994), dan banyuwangi (Juni 1994) yang merusak beberapa desa pantai dan dengan korban lebih dari 100 orang. Jarak antar peristiwa tersebut sangat dekat dimana kemudian pada 16 Februari 1994 terjadi kembali tsunami di pantai tenggara Provinsi Lampung.

Kedahsyatan bencana yang diakibatkan oleh tsunami disebabkan oleh adanya gempa pada bawah dasar laut akibat gempa tektonik letusan gunung Krakatau (1883) yang menewaskan lebih dari 36.000 orang (Wiegel & Rosenblueth, 1971: Dowrick, 1987) dan kedahsyatan disebabkan pusat gempa tektonik di bawah dasar laut dalam yang berpotensi sangat besar terjadi di Indonesia dan di dunia. Tsunami yang terjadi di penghujung tahun 2004 di Aceh dan Sumatera Utara akibat gempa tektonik dengan pusat gempa dibawah dasar laut di barat pulau Sumatra dengan magnitude gempa sangat besar 8,9 skala richter dengan korban meninggal puluhan ribu orang dapat dikatakan bencana terbesar kedua yang terjadi di Indonesia setelah tsunami akibat letusan gunung Krakatau

Gempa bumi yang diikuti oleh gelombang air laut yang sangat besar atau tsunami yang melanda sejumlah wilayah pantai di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatra Utara (Sumut), Minggu pagi (26/12/2004) menunjukkan bahwa Indonesia memang negara yang rawan tsunami.

Kementrian Riset dan Teknologi (Ristek) menyebutkan bahwa kepulauan Indonesia merupakan daerah rawan bencana gempa karena merupakan daerah tektonik aktif tempat berinteraksinya Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Carolina/Pasifik, dan Lempeng Laut Filipina. Karena itu dengan sendirinya kepulauan Indonesia juga merupakan daerah rawan bencana tsunami.

Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), gempa bumi yang terjadi di Indonesia Minggu (26/12/04) sekitar pukul 07.59 WIB berkekuatan 6,8 pada skala righter (SR) dengan pusat gempa berada di 2,9 Lintang Utara - 95,6 Bujur Timur dan kedalaman 20 kilometer di laut kurang lebih 149 km Selatan Meulaboh.

Survei Geologi AS menyatakan, gempa bumi yang terjadi di sebelah barat pulau Sumatra itu berkekuatan 8,9 SR.

Tsunami menurut Kementrian Ristek, merupakan gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi atau letusan gunungapi atau longsoran di dasar laut, namun sebagian besar atau 90 % tsunami disebabkan oleh gempa bumi.

Tsunami menjalar dengan kecepatan mencapai sekitar 700-1000 km/jam di laut dalam, kemudian melemah menjadi sekitar 50 km/jam saat mendekati garis pantai.

Tinggi gelombang tsunami maksimum sekitar 1-2 meter di laut dalam, dan membesar sampai puluhan meter saat mendekati garis pantai, sedangkan tinggi tsunami yang mencapai garis pantai (run up) ditentukan oleh besar kecilnya magnitudo gempa, morfologi dasar pantai dan bentuk garis pantai. Pada pantai landai dan berlekuk seperti teluk dan muara sungai, run up mencapai tinggi maksimum.

Dalam kasus tsunami yang menerjang wilayah Banyuwangi di Jawa Timur pada 1994, tinggi "run up" di Teluk Pancer mencapai 14 meter dengan menelan korban sekitar 200 orang, sedangkan pada kasus tsunami Biak 1996 "run up" di Teluk Korim mencapai 12 meter dan menelan korban sekitar 100 orang.

Dalam 100 tahun terakhir pada periode 1901-2000 tidak kurang dari 75 tsunami terjadi di Indonesia. Sebanyak 85 % bencana tsunami itu atau 64 peristiwa terjadi di wilayah timur Indonesia.

Bencana tsunami itu menyebabkan ribuan korban manusia, diantaranya adalah tsunami Flores 1992 (korban 2.100 orang), Banyuwangi 1994 (korban 238 orang), dan Biak 1996 (korban 160 orang).

Sejak tahun 1965 hingga 2000, Tsunami telah melanda sejumlah daerah di Indonesia yakni Seram, Maluku (1965); Tinambung, Sulawesi (1967); Tambu, Sulawesi (1968); Majene, Sulawesi (1969); Sumba (1977); Larantuka (1982); Flores (1992); Banyuwangi (1994); Palu (1996); Biak (1996); Taliabu, Maluku (1998); dan Banggai (2000).

Kementrian Ristek mengatakan, sejumlah program untuk mengurangi akibat (mitigasi) bencana tsunami sudah dilakukan di Indonesia. Program yang baik, katanya, setidaknya didukung oleh riset komprehensif tentang tsunami, sistem pemantau gempa, sistem peringatan dini tsunami, pengembangan peta zona tsunami, pengembangan teknologi proteksi pantai dan sosialisasi pada masyarakat. Namun, diakui bahwa masih banyak hal yang perlu ditingkatkan agar program tersebut memperoleh hasil yang maksimal.

Gelombang tsunami diperkirakan paling banyak menelan korban jiwa. setidaknya seperti yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, serta beberapa negara Asia seperti Sri Lanka, India dan Thailand beberapa waktu yang lalu yang menelan korban ratusan ribu juwa.

Gempa bumi dan gelombang tsunami yang terjadi di Indonesia tidak hanya itu saja. sebelumnya peristiwa serupa juga pernah terjadi berkali-kali dan menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Gelombang tsunami yang menelan korban paling banyak dilaporkan pada saat terjadi peristiwa letusan gunung krakatau tahu 1883. saat itu diperkirakan 36 ribu jiwa meninggal akibat letusan gunung yang mengakibatkan terjadinya ombak setinggi bangunan 12 tingkat. Ombak akibat letusan gunung yang terletak di Selat Sunda itu mencapai sekitar 120 km dari pusat letusan

Pasca meletusnya Krakatau, setidaknya sejak periode 19000-1996, telah terjadi 17 kali bencana tsunami besar di indonesia. Lima belas diantaranya terjadi di kawasan timur indonesia, yang memang dikenal sebagai daerah seismotektonik aktif dan kompleks. Tsunami tersebut diakibatkan oleh aktifitas kegempaan yang terdapat pada zona-zona seismotektonik aktif seperti zona subduksi, zona bukaan, dan zona sesar yang tersebar di hampir seluruh kepulauan di indonesia.

Gelombang besar tsunami yang juga menelan korban yang tidak sedikit terjadi pada 19 agustus 1977 di daerah Sumba. Dalam peristiwa tersebut sekitar 189 nyawa melayang. Kemudian peristiwa serupa terjadi di Flores 12 desember 1992 yang mengakibatkan 2.100 jiwa menjadi korban. Peristiwa tumpahnya air laut yang melanda kawasan banyuwangi jawa timur pada 3 juni 1994 menelan korban tewas hingga 208 orang.

Lima bencana tsunami (Banda 1938, Sigli 1967, Bandanaira 1975, Sumba 1977, dan Banyuwangi 1994) itu diakibatkan aktivitas zonan subduksi Sunda-Banda yang terletak memanjang dari kepulauan Andaman sampai ke laut Banda.

Aktifitas zona sesar naik yang terletak memanjang dari utara Bali sampai ke Alor menghasilkan tiga tsunami di Ende 1908, Larantuka 1982, dan Flores 1992. Tsunami-tsunami yang terjadi di Tinambung 1967, Sulteng 1968, Majene 1969 dan Mamuju 1984 diakibatkan aktifitas zona bukaan yang terletak di Selat Makassar.

Aktifitas zona sesar Palu-Koro dan sesar Sorong yang melalui Palu, utara Pulau Buru sampai ke selatan Biak telah mengakibatkan empat bencana tsunami yang terjadi di Teluk Tomini 1938, Sana Maluku 1965, Sanana Maluku 1975 dan Toli-toli 1996.

Sementara itu tsunami yang terjadi baru-baru ini Biak, diperkirakan akibat aktivitas sesar Sorong atau subduksi lempeng Carolina.

Bencana tsunami yang terjadi di Indonesia diakibatkan gempa-gempa dangkal dan kuat yang terjadi di dasar laut. Gempa-gempa tersebut mempunyai kedalaman bervariasi antara 13 sampai 95 km, magnitudo 5,9 sampai 7,5 SR, intensitas gempa antara VII sampai IX dalam skala MMI (Mo-dified Mercalli Intensity) dan jenis pensesaran gempa yang dominan adalah sesar naik.

Tinggi gelombang tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4-24 m dengan magnitudo tsunami berkisar antara 1,5-4,5 dalam skala Imamura. Sementara itu, jangkauan gelombang tsunami ke daratan berkisar antara 50-200 m dari garis pantai

Tanda - tanda Tsunami

Written by vacancy-info on at 12:47 AM

Tsunami berbeda dengan badai angin atau badai hujan yang deras atau bahkan topan yang keras dapat menghancurkan rumah dan menimbulkan korban jiwa. Tsunami juga bukan gelombang ombak besar disertai angin keras dan kuat dari lautan.

Tsunami dapat dikenali dari beberapa ciri yang dimilikinya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.

  • ketika terjadi gempa bumi, letusan gunung berapi dan tanah longsor di dasar laut serta dampak meteorit, a ir laut seketika berangsur surut atau naik secara mendadak dari garis pantai.
  • gelombang air laut bergerak dengan cepat.
  • memiliki gelombang pasang yang tinggi amplitudonya dan panjang. Dalam beberapa kasus amplitudo gelombang dapat mencapai 50 meter. Sedangkan panjang gelombang mencapai ribuan kilometer. Kapal kapal di tengah laut tidak merasakan adanya tsunami
  • gelombang tsunami bergerak dengan kecepatan mencapai 500 sampai 1000 km perjam, tergantung dengan kedalaman laut . Biasanya membawa material lumpur laut yang cukup banyak
  • Biasanya gelombang laut itu akan menghantam pantai atau pelabuhan terdekat dalam waktu 10 sampai 30 menit.
  • berpotensi besar menghantam pantai atau pelabuhan laut yang terdekat dengan sumber tsunami.
  • Gelombang tsunami biasanya berlapis-lapis. Setiap lapisan gelombang memiliki panjang gelombang sekitar 150 meter dan membutuhkan periode waktu sekitar 10 detik.

Tsunami dalam sejarah

Written by vacancy-info on at 12:42 AM

Berikut merupakan kejadian tsunami utama dalam sejarah:

  • 2004: Gempa bumi di Lautan India menyebabkan tsunami melanda banyak negara dan mengorbankan lebih 150,000 orang.1998: Gempa bumi berukuran 7.0 di perairan Papua New Guinea menghasilkan ombak setinggi 10 m, dan membunuh lebih 6,000 orang.
  • 1976: Tsunami yang melanda Filipina mengorbankan lebih 5,000 orang.
  • 1960: Gempa bumi paling besar dalam sejarah (berukuran 9.5) di selatan perairan Chile menghasilkan tsunami di Lautan Pasifik dan membunuh lebih 3,000 orang di Chile dan Hawaii.
  • 1946: Gempa bumi berukuran 7.8 berhampiran Alaska, Amerika Syarikat menghasilkan ombak besar setinggi 35 m, dan membunuh sebanyak 165 orang.
  • 1883: Letupan gunung berapi Krakatau di Selat Sunda menghasilkan tsunami setinggi 35 m, dan mengorbankan 36,000 orang.
  • 1755: Tsunami menghancurkan Lisbon, Portugal dan mengorbankan kira-kira 60,000 orang.

Asal kata tsunami

Written by vacancy-info on at 12:37 AM

Tsunami berasal dari (津波 bahasa Jepang, ombak besar di pelabuhan, Kunrei-shiki: Tsunami), sering kali disalah tafsirkan sebagai gelombang pasang surut (tidal wave). Tsunami adalah peristiwa datangnya gelombang laut yang tinggi dan besar ke daerah pinggir pantai setelah beberapa saat terjadi gempa bumi, letusan gunung berapi dan tanah longsor di dasar laut serta dampak meteorit. Istilah ini bermula diciptakan oleh para nelayan Jepang ketika mereka kembali ke pelabuhan untuk menemukan daerah sekitar pantai yang dihantam gelombang yang tinggi dan besar. Apabila gelombang menghampiri pantai, ketinggiannya meningkat sementara kecepatannya menurun. Dalam lautan yang dalam, gelombang tsunami mempunyai amplitudo ketinggian hanya beberapa sentimeter atau kurang. Oleh karena jarak dari puncak ke puncak adalah ratusan meter, pergerakan turun naik ini tidak dapat dilihat dan dirasakan oleh kapal yang belayar diatasnya dan mungkin tidak menyadari adanya tsunami. Apabila gelombang tsunami tiba di kawasan lautan yang kedalamannya makin berkurang, lajunya akan turut berkurang. Apabila gelombang ini sampai di kawasan pantai, hanya satu cara untuk mengabadikan tenaganya yaitu dengan menambahkan ketinggian ombak.

Ombak ini bergerak dengan kecepatan ratusan kilometer per jam dan dalam perjalanannya akan menaikkan dan menurunkan pasang air laut. Tsunami dapat menyebabkan kerusakan fatal pada kawasan pesisir pantai dan kepulauan. Kebanyakan pelabuhan di sekitar lautan pasifik seperti di Jepang dan Hawaii, mempunyai sistim peringatan dan prosedur pemindahan apabila tsunami terjadi. Tsunami bisa diperkirakan kedatangannya dengan berbagai teknologi yang sekarang ini tersedia di dunia dan perkembangannya selalu dipantau melalui satelit.

Bukti menunjukkan tidak mustahil terjadinya megatsunami, yang disebabkan oleh sebagian besar pulau melesak ke dalam laut. Kini, lebih ramai orang meninggal disebabkan oleh tsunami daripada gempa bumi.